Senin, 28 Desember 2015

Kisah Nyata, Sendirian Tersesat Di Gunung.


Maaf ...
foto pinjam pendakian tim garukpala.
Semua berawal seperti biasanya sebelum pendakian kami melakukan registrasi di basecamp pendakian. Karena kami berencana hanya melakukan pendakian selama 1 hari dengan rencana berangkat pagi dan turun dari puncak sebelum matahari terbenam, jam 8 pagi dengan di awali dengan berdo’a kami berdua memulai perjalanan. Kami bercanda dan tertawa di sepanjang perjalanan tapi semua berubah waktu kami sampai di pos terakhir sebelum ke puncak, karena saat itu pemandangan di sekitar sangat indah saya meminta ijin untuk tinggal sebentar untuk mengabadikan momen indah tersebut, pemandangan yang tadinya sangat indah dan hijau tiba-tiba di selimuti kabut yang sangat tebal dan jarak pandangpun berkurang. dengan tergesa-gesa saya memasukan kamera ke dalam tas dan berusaha menyusul teman saya yang  naik duluan tapi di tengah perjalanan saya mendapati jalur yang bercabang, karena jalur ke kanan lebih landai saya memutuskan untuk melaluinya, tapi ternyata jalur itu lebih jauh dan kagetnya lagi ketika sampai di puncak tidak ada seorangpun yang ada disana, saat itu saya berfikir teman saya belum sampai puncak atau malah sudah turun dan saya putuskan menunggunya selama 30 menit, sambil menunggu saya membuka bekal makanan dan minuman yang saya persiapkan dari rumah. Setelah makan saya berkali-kali berteriak memanggil teman saya tapi sama sekali tidak jawaban. Akhirnya 30 menit berlalu saat itu sudah jam 15:00 karena cuaca saat itu kurang bersahabat saya putuskan untuk turun.
Setelah 1 jam perjalanan saya baru sadar kalau saya tersesat, jalur yang tadinya terbuka malah semakin menyempit dan untuk menemukan jalur yang benar saya kembali naik ke puncak tapi ada hal yang tidak wajar setiap turun saya selalu sampai di tempat yang sama bahkan saya sampai mengulanya 3 kali. Kebetulan saat itu hari keempat survivor hilang yang di gunung sindoro, teringat hal itu saya bersujud memohon kepada sang pencipta agar diberi petunjuk dan secepatnya sampai di basecamp dalam keadaan sehat, tidak lama kemudian hari mulai gelap tapi kabut juga mulai menghilang dan di kejauhan saya melihat sebuah punggungan, saya mengeluarkan kamera berharap bisa melihat objek yang jauh menggunakan lensa zoom. Ada sebuah objek yang saya yakini adalah jalur pendakian yang sebenarnya dan letaknya masih sangat jauh dari tempat saya berdiri, setelah mempersiapkan alat penerangan saya melanjutkan perjalanan ke tempat tersebut. Terkena pohon berduri, terjatuh sampai terkilir itu yang saya rasakan saat melewati vegetasi yang sangat lebat. Jam 20:00 akhirnya saya sampai di punggungan yang saya tuju tapi ternyata itu bukan punggungan jalur pendakian, kebetulan di tempat itu sudah ada sinyal jadi sambil istirahat saya mencoba mencari tahu lokasi saya menggunakan GPS handphone ternyata saya tersesat cukup jauh dari jalur pendakian, untungnya tidak jauh dari tempat saya beristirahat ada bekas warga mencari rumput untuk ternak, jadi saya yakin kalau sudah berada tidak jauh dari pemukiman penduduk. Di sisi lain saya sangat mengkhawatirkan keadaan teman saya, dia turun melewati jalur pendakian yang benar atau tersesat seperti saya dan karena hp teman saya belum bisa di hubungi, saya mengirim sms kalau saya tersesat tapi sekarang hampir sampai pemukiman warga.
sambil menahan rasa sakit yang ada di kaki saya akibat terkilir di perjalan tadi saya melanjutkan perjalanan dengan tertatih-tatih.
Jam 22:00 saya merasa ada sesuatu yang tidak wajar, saya merasa hanya berputar-putar ketika saya seharusnya sampai di ladang penduduk, saat melihat lokasi saya lewat GPS ternyata posisi saya belum jauh dari tempat istirahat yang tadi. Kemudian saya kembali bersujud sambil memohon perlindungan dari hal-hal buruk yang akan mencelakakan saya.
kemudian saya melanjutkan perjalanan, saat itu persediaan air sudah habis dan saya benar-benar kehausan. Dalam hati saya berkata ‘’semoga secepatnya mendapatkan sumber air’’, entah secara kebetulan atau apa baru beberapa langkah kedepan saya mendengar gemercik air di bawah sekumpulan pohon bambu yang lumayan lebat. Ternyata suara itu dari pipa untuk keperluan penduduk yang bocor, seketika saya langsung meminum tumpahan air tersebut, setelah puas meminum air segar dari pipa saya mengeluarkan botol kosong yang ada di dalam tas, tapi baru terisi setengah saya mendengar tawa cekikikan yang cukup jelas tepat di atas saya, dengan masih terus mengisi botol dengan air tumpahan dari pipa saya berkata “ permisi mbah, saya cuma minta airnya sedikit dan saya tidak berniat jahat jadi tolong jangan jahati saya, saya hanyalah pria lugu yang sedang tersesat gak lebih. Itupun bukan kemauan saya.” Tapi bukan berhenti tertawa yang bersangkutan tertawanya malah semakin bersemangat. Bukanya saya tidak perhatian dengan "kau tahu itu apa" tapi saya tetap menunduk sambil mengisi botol air minum yang sudah hampir penuh.
Setelah botol air penuh saya melanjutkan kembali melanjutkan perjalanan, tak lama kemudian sampai di perkebunan warga. Saya semakin bersemangat ketika melihat cahaya lampu salah satu rumah penduduk, baru beberapa kali melangkahkan kaki saya dapat telepon dari teman saya kalau dia sudah sampai basecamp dan dia sangat mengkhawatirkan keadaan saya. Ternyata teman saya pas naik lewat jalur kiri yang terjal tapi dengan waktu tempuh yang lebih cepat, dia di puncak menunggu saya lumayan lama tapi karena khawatir dengan keadaan saya dia kembali turun untuk mencari saya, di tengah perjalanan dia bertemu pendaki lain dan turun bersama. Saya lega setidaknya tidak mengalami hal seperti yang menimpa saya dan saya tinggal mengkhawatirkan diri sendiri yang saat itu sudah kehabisan tenaga, tinggal semangat yang masih terus berkobar.
jam 23:00 akhirnya saya sampai di pemukiman penduduk, saya bertanya kepada bapak-bapak yang kebetulan baru pulang dari pengajian, saya bertanya kepada beliau nama desa tersebut dan saya sangat terkejut ternyata saya berjarak kurang lebih 40 KM dari basecamp pendakian. Kemudian saya memberi tahu lokasi saya kepada teman saya sudah sampai basecamp. Sambil menunggu teman saya menjemput, karena saat itu keadaan sudah sangat sepi saya di ajak ke rumah bapak-bapak yang tadi. Sambil menceritakan kejadian yang menimpa saya, saya di ajak makan dan di beri minuman hangat.
Setelah menunggu lumayan lama akhirnya teman saya datang bersama 2 orang pengelola basecamp pendakian, dan setelah berpamitan saya kembali menuju basecamp.    
Setelah meminta maaf karena sudah merepotkan pengelola basecamp saya berpamitan pulang ke rumah.
Jam 02:00 akhirnya saya sampai rumah dengan selamat dan hujan turun sangat lebat di sertai angin yang kencang.
Saya sangat bersyukur karena bisa pulang  kerumah dengan selamat dan masih di beri kesempatan untuk memperbaiki hidup saya. Saya tidak bisa membayangkan apa selanjutnya yang terjadi pada diri saya kalau saat itu saya masih tersesat di gunung kedinginan atau bertemu binatang buas dalam kondisi cuaca yang sangat buruk.
Yang membuat saya menangis adalah ketika beberapa hari kemudian saya mendapat kabar dari teman saya yang kebetulan menjadi relawan kalau survivor yang hilang di gunung sindoro telah di temukan tapi sudah dalam keadaan meninggal. Tak lupa saya memberikan do’a kepada almarhum agar di ampuni dosa-dosanya dan di terima semua amal ibadahnya.
Sejak kejadian itu saya merasa seperti dilahirkan kembali, saya menjadi orang yang sangat berbeda. Saya selalu berusaha menjadi manusia yang lebih baik tentunya ...

Cerita ini di tulis berdasarkan pengalaman sahabat saya yang tidak mau di sebutkan identitasnya saat melakukan pendakian di salah satu gunung di indonesia yang memiliki ketinggian lebih dari 3000 MDPL.
Dan untuk menjaga identitas sahabat saya, saya mohon maaf kalau tidak mencantumkan nama gunung dan nama jalur pendakian yang di gunakan. Saya tidak ada maksud apapun, saya hanya menulis yang diminta oleh sahabat saya
. Sahabat saya hanya ingin menjaga perasaan keluarganya karena apabila keluarganya tahu kejadian tersebut akan sangat bersedih dan sahabat saya tidak akan di izinkan untuk melakukan pendakian lagi, dia berharap dengan menceritakan pengalamanya kepada saya dan di tulis di blog akan menjadi peringatan betapa pentingnya kekompakan tim dalam sebuah pendakian, jangan pernah memisahkan diri dari kelompok atau berpisah dari teman pendakian walaupun hanya sebentar karena walaupun hanya berjarak 10 meter saja bisa berubah menjadi bencana, dalam keadaan cuaca buruk,hujan badai berpetir atau kabut tebal bisa membuat teman atau rombongan tiba-tiba menghilang dari pandangan, dan jangan pernah meremehkan apapun dalam sebuah pendakian,  selalu fokus dan jangan lupa selalu meminta perlindungan kepada sang pencipta agar di beri kemudahan dan kelancaran dari awal sampai pulang kerumah.

Terima kasih, semoga bermanfaat.
Salam lestari ...

YNWA

90 komentar:

  1. jarak 40 km itu setara karawang - bekasi mas,
    saran saya postingan seperti ini lebih baik dihapus daripada meresahkan.
    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenapa harus dihapus? Bagian mana yg meresahkan? Meresahkan dalam hal apa? Please elaborate

      Hapus
    2. Fahmi...
      bego banget sih loe.. 40 kilometer wajar lah.. orang berjalan kan rata" 6km/jam... kalo jam 8pagi-11malam berapa jam itu jarak bisa ditempuh sampe 60km lebih...
      Anda belum pernah naik gunung ya?
      Niatnya penulis kan buat pelajaran kami para pendaki

      Hapus
  2. Iya mas, memang jaraknya segitu.
    Sebelum saya posting, sudah saya cek menggunakan GPS dan untuk memastikanya saya sudah menanyakan pada teman saya yang ada di daerah tersebut. Ternyata jaraknya memang segitu.
    Maaf mas, kalau untuk menghapusnya saya tidak bisa.
    Resah atau enggak itu tergantung cara pandang seseorang. Karena di sosmed lainya banyak yg komentar positif tentang postingan ini kok.

    BalasHapus
  3. Wah ngeri juga ya mas tapi Alhamdulilah Yang Maha Kuasa masih melindungi panjenengan btw di gunung merbabu ya mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, alhamdulillah teman saya masih di lindungi yang maha kuasa dan bisa menceritakan kisahnya, dan semoga kejadian seperti ini bisa menjadi pelajaran sehingga semua pendaki lebih berhati-hati dan kejadian seperti ini tidak terulang lagi.

      Hapus
  4. Saya mohon maaf mas... pesan dari teman saya, saya tidak boleh menyebutkan lokasi gunung ataupun nama jalur pendakian.
    Sekali lagi maaf sekali ya mas.

    BalasHapus
  5. Di manapun tempat yang tidak umum dikunjungi orang pasti ada kejadiaan2 yang tak diduga, jadi benar kalau jangan sampai memisahkan diri dari kelompok walau berjarak beberapa meter. Dan jangan lupa fisik benar2 sehat, jangan coba keluar dari jalur pendakian, pengetahuan survival yg bagus dan kepandaian membaca tanda2 alam sangat diperlukan untuk acara pendakian2 alam bebas, kalau pendakian tempat wisata sih menurut Q masih aman2 saja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, dalam sebuah pendakian atau petualangan alam lainya kekompakan tim dan pengetahuan tentang survival adalah hal yang sangat penting.

      Hapus
    2. Teman saya suka ngomong jorok saat mendaki..hasilnya saat sampai dirumah dia jadi kurangWaras alias gila&sampai sekarang ga sembuh2,jadi pelajaran buatku sopan santun harus dijaga walau dihutan sekalipun

      Hapus
  6. Memang benar itu mistis dr gunung ny masih tinggi baru kali ini desember hari kemarin aku terjadi salah satu teman ku.. 12orang menghilang karna di butakan dan di dengarkan oleh suara motor.. Dan disitu pula temanku tersasar karna sombong atau sok tahu dlm pulng dan ku di tinggaL sendiri.. Dlm hutan karna ku menunggu teman yg terakhir di belakang ku... Dan banyak cerita yg ku alami sendiri di tengah hutan gunung itu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Besok lagi kalau melakuakan pendakian mending dengan tim yang benar-benar solid aja kak, selain membahayakan diri sendiri kurangnya kekompakan dalam pendakian bisa membuat pendakian jadi terhambat bahkan bisa gagal kak.

      Hapus
    2. Anda bisa ngomong seperti itu karena mungkin belum pernah mengalami kejadian buruk di dalam pendakian, dan saya do'akan semoga kejadian seperti itu tidak menimpa terhadap anda dan keluarga anda...

      Hapus
  7. Saya juga penghobi foto ketika melakukan hiking di pegunungan, terkadang juga mengambil moment yang sayang untuk kita lewatkan dalam pengambilan gambarnya, terkadang juga rekan kita yang tidak sabar selalu ingin berjalan cepat untuk sampai dilokasi secepatnya. Satu hal kita wajib menjaga perasaan agar tidak sombong dan selalu ingat bahwa ada yang lebih hebat diatas kita meskipun itu hanya tanaman kecil. Menyatu bersama alam, tawadhu' semoga pengalaman ini menjadi wacana bagi kita yang suka hiking dan pendakian. Terima kasih atas share pengalamannya.

    BalasHapus
  8. Saya pun juga pernah tersesat di gunung jawa tengah yg ketinggiannya tiga ribu sekian.. Ceritanya pun hampir sama hanya bedanya saya ber 4 dan teman hampir hipo, kami berjalan dgn mempapah tmn kami yg sakit.. Kami berputar2 ditempat yg sama terus, dan ditertawakan oleh "dia" cekikan terus sangat jelas terdengar yg awalnya saya tidak percaya pada hal2 seperti itu krn kejadian itu saya jd percaya mereka itu ada, dan pada akhirnya kami berhenti dan kemudian berdoa cukup lama, tanpa gps pula kami berjalan terus dalam kegelapan dan berdoa tanpa henti sampai akhirnya kami bertemu dengan pendaki cirebon ketika mereka mendengar pluit kami lalu kami di evakuasi, kami dibangunkan camp dekat jalur pendakian turun, di buati masakan, keesokan paginya ketika kami mau packing barang dan turun ke basecamp kami tidak menemukan pendaki cirebon itu lagi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kak nisa dan kawan-kawan sampai dirumah dengan selamat, itu yang terpenting.
      semoga itu menjadi pengalaman yang berharga dan bisa menjadi pelajaran untuk pendakian selanjutnya yang lebih baik.

      Hapus
    2. Dibibir tebing kelam tinggi lirih terdengarbangin berdo'a,gairah harum lembut kebebasannya,laksana aroma nunga hutan,tercium dr puncak gunung,gemetar sadar terancam....

      Hapus
    3. Bulan berdengung didalam bayangan menghadirkan rupa yg tajam,dibibir tebing kelam tinggi lirih terdengar angin berdo'a,gairah harum lembut kebebasannya lajsana aroma bunga hutan,tercium dr puncak gunung,gemetar sadar terancam...

      Hapus
    4. Kemana perginya pendaki asal cirebon yg menolong nya mba ??

      Hapus
  9. saya pendaki dr jateng mas..sebaiknya dipublikasikan gunung mana naek via mana..mulai pos brapa tersesatnya..biar para pendaki lain bs berhati2 kalau naek gunung itu mas..jd nggak ambil jalur yg menyesatkan itu...untuk nama teman anda bolehlah dirahasiakan...suwon....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekali lagi saya mohon pengertianya mas, sahabat saya meminta saya menulis pengalamanya untuk tujuan agar menjadi peringatan betapa pentingnya kekompakan tim dalam sebuah pendakian dan selalu fokus di sepanjang pendakian, yang pasti bukan hanya di gunung tersebut tapi di SEMUA pendakian.

      Terimakasih

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Setuju,, Kalo posting yg jelas,, harus memenuhi unsur 5w + h

      Hapus
    4. Kalau tidak berkenan sebaiknya anda bikin karya sendiri yang menurut anda benar, karena anda sepertinya gagal faham tentang tujuan dari di buatnya cerita ini.

      Hapus
    5. Sepertinya ini di gunung lawu, saya juga pernah mendaki sendiri kesana, tapi hanya sendiri tanpa rombongan.

      Hapus
  10. Betul ini mas, sebagai masuk untuk pendaki lain yang ingin mendaki ke gunung tsb, jalur dan gunung mana tapi namanpendaki tidak perlu disebutkan.. Salam semesta sahabat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekali lagi saya mohon pengertianya mas, sahabat saya meminta saya menulis pengalamanya untuk tujuan agar menjadi peringatan betapa pentingnya kekompakan tim dalam sebuah pendakian dan selalu fokus di sepanjang pendakian, yang pasti bukan hanya di gunung tersebut tapi di SEMUA pendakian.

      Terimakasih

      Hapus
    2. aku jg penasaran e malahan. dmn ada jalur yang bercabang.. cma itu yang ingin di ketahui,supaya lebih sangat hati hati dan di beri pengenal jalur.

      Hapus
  11. Bismillah.smoga saya n teman saya bisa mngapai puncak slamet esok. Saya sama sekali blum pernah bertemu dgn ke6 teman saya. Yg kbetulan saya knalan d fb n mau ndaki slamet. Bismillah smoga tim ini solid

    BalasHapus
  12. Amin.
    Selamat beradventure ya om ...

    BalasHapus
  13. Memang benar kekompakan sangat dibutuhkan saat pendakian, ingat kesombongan kita saa pendakian bukanlah apa-apa, jalur pendakian, puncak gunung itu sudah ada sejak ribuan tahun, sedangkan kita hanya bisa berumur brp tahun?! Lalu bwt a kita sombong pada alam, insyaAllah ceri diatas jadi pelajaran untuk kita semua agar lebih berhati-hati

    BalasHapus
  14. Terima kasih sudah share pengalaman untuk lebih hati2..
    Share juga dong mas apa2 aja yg hrs dilakukan ketika tiba2 tersesat... mgkn yg kebnykn tidak selamat pemicu utamanya itu panik dan ketakutan luar biasa..

    BalasHapus
  15. Mksh mas udh share pengalamannya..
    Tlg share juga dong mas.. hal2 apa yg hrs dilakukan ketika kita tau bahwa kita tersesat tepatnya mengendalikan rasa panik dan ketakutan luar biasa... jalur seperti apa yg hrs kita pilih jika ada 2 jalur lg dll.. trmksh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika sy mrsa tersesat, maka hal pertama yg hrs segera dilakukan adlah berhenti. Apalgi sdh wktunya menjelang sore tdk memungkinkan ntk trs melakukan perjalanan dng bekal yg ada. Ntk mengurangi kepanikan hrs Positip Mental Attitude, kt hrs berpikir positip. Kemudian bikin shelter atau bivak ntk melindungi diri dr cuaca, lalu bikinlah api selain ntk mnghangatkan diri, jg melindungi dr hewan, dng adanya api kt akan mrasa lbh brani. Persiapn cari air, baru cari makanan. Esoknya pasang marker atau tanda, lanjutkan perjalanan turun jngan melewati aliran air, tp lewat lah punggungan sbari signaling bisa mnggunakan peluit. Lakukan kegiatan skala prioritas. Salam lestari :)

      Hapus
    2. Jika sy mrsa tersesat, maka hal pertama yg hrs segera dilakukan adlah berhenti. Apalgi sdh wktunya menjelang sore tdk memungkinkan ntk trs melakukan perjalanan dng bekal yg ada. Ntk mengurangi kepanikan hrs Positip Mental Attitude, kt hrs berpikir positip. Kemudian bikin shelter atau bivak ntk melindungi diri dr cuaca, lalu bikinlah api selain ntk mnghangatkan diri, jg melindungi dr hewan, dng adanya api kt akan mrasa lbh brani. Persiapn cari air, baru cari makanan. Esoknya pasang marker atau tanda, lanjutkan perjalanan turun jngan melewati aliran air, tp lewat lah punggungan sbari signaling bisa mnggunakan peluit. Lakukan kegiatan skala prioritas. Salam lestari :)

      Hapus
  16. Buat pelajaran saja. Ambil hikmahnya

    BalasHapus
  17. Skrg gimana kondisinya? Ada trauma kah dia stlh kejadian itu?

    BalasHapus
  18. Trus gimana kondisinya skrg? Ada traumakah stlh kejadian itu? Alhamdulillah ya, masih diberi keselamatan dan kesehatan utk survive.. :)

    BalasHapus
  19. Merinding baca nya
    semoga kita para pendaki selalu di lindungi oleh Tuhan sang pencipta semesta alam.
    jangan lupa sebelum mendaki baca doa dulu,mohon perlindungan.

    BalasHapus
  20. Hiii..ngeri-ngeri sedap bro, ane juga pernah ngalamin di merbabu via swtng, tepatnya lembah manding..tapi gak sampek cekikikan gitu,..cuman merasa ada yang ngikutin, bayangan2 gitu..

    BalasHapus
  21. Pengalaman yang menegangkan.. Syukur masih selamat dan dalam keadaan yang sehat.. Semoga bisa jadi pelajaran untuk para pendaki lainnya.. Sangat membantu infonya..

    BalasHapus
  22. Pengalaman yang menegangkan.. Syukur masih selamat dan dalam keadaan yang sehat.. Semoga bisa jadi pelajaran untuk para pendaki lainnya.. Sangat membantu infonya..

    BalasHapus
  23. Enak bisa ga lari pas denger suara cekikikan, malah d ajak ngobrol lg (y) :D

    BalasHapus
  24. Maaf mas, boleh saya copas (dengan menyebutkan sumber duapagiwae.blogspot.co.id) untuk sy naikkan ke meja redaksi di tempat sy bekerja. #walau belum tentu dinaikkan oleh pemred sy

    BalasHapus
  25. Maaf mas, boleh saya copas (dengan menyebutkan sumber duapagiwae.blogspot.co.id) untuk sy naikkan ke meja redaksi di tempat sy bekerja. #walau belum tentu dinaikkan oleh pemred sy

    BalasHapus
  26. Terlepas dr benar tidaknya cerita ini, para pendaki pemula harus bs menghormati gunung dgn mematuhi koridor-koridor tertentu yg sgt fatal bila dilanggar.

    BalasHapus
  27. banyak manfaat yg bisa kita ambil dari kejadian itu

    BalasHapus
  28. Terimakasih mase sudah membagi cerita nya saya baca komentar nya mase orang yg keren karna tetap menjaga amanah dari sahabat nya .
    Tetap trus menjelajah Mase dan agar trus berbagi ilmu dengan orang lain.
    Keren tulisannya di tunggu tulisan tulisan selanjutnya .



    Saran terpenting untuk para pendaki adalah pulang dengan selamat , puncak hanyalah bonus . mungkin pendaki Semeru pernah mendengar kata seperti itu . .

    BalasHapus
  29. Pengalaman yang keren mas, semoga menjadi pelajaran utk semua, sy belum pernah mendaki gunung, tp baca ceritanya keren bgt...

    BalasHapus
  30. keren gan. cara bertahan menghadapi dengan tenang. pengalaman untuk pembelajaran sebaik baik pembelajaran. di sini pentingnya map reading y

    BalasHapus
  31. Jadi intinya jngn pernah main main sama alam, jika mau mendaki siapkan tim yg kompak, solid. Niat hati baik, akan membawa kita kedalam perjalan yg baik dan menyenangkan. Dan paling penting selalu minta ijin orang tua, dan di sertai doa. Salam lestari kawan.

    BalasHapus
  32. apapun resikonya.. kalau sudah hoby , pasti kepingin lagi.. tetap berhati2 gan. keselamatan yg utama.

    BalasHapus
  33. pengalaman seru nih 😂

    BalasHapus
  34. kalau masalah mendengar si dia yg tdk disebutkan namanya tadi tertawa cekikikan saya juga pernah dengar langsung dari kuping saya mas ..di salah satu gunung di jawa tengah ....c gunungnya hadep hadepan gitu deh.......memang benar mereka itu ada.....tapi bahan baku mereka dengan kita sangat berbeda.....jadi mereka tidak dapat langsung melukai kita......tapi mereka akan sangat mudah mempengaruhi alam bawah sadar . ketika pikiran kita kosong.....jadi saran ane sih perbanyak komumikasi dengan teman...gag usah takut dg mereka tapi juga jangan menyombongkan diri....biar bagaimanapun juga komunitas mereka lebih dulu mnempati tmpat yg kita kunjungi..........berdoalah pada sang pencipta sebelum memulai semua...

    BalasHapus
  35. kalau masalah mendengar si dia yg tdk disebutkan namanya tadi tertawa cekikikan saya juga pernah dengar langsung dari kuping saya mas ..di salah satu gunung di jawa tengah ....c gunungnya hadep hadepan gitu deh.......memang benar mereka itu ada.....tapi bahan baku mereka dengan kita sangat berbeda.....jadi mereka tidak dapat langsung melukai kita......tapi mereka akan sangat mudah mempengaruhi alam bawah sadar . ketika pikiran kita kosong.....jadi saran ane sih perbanyak komumikasi dengan teman...gag usah takut dg mereka tapi juga jangan menyombongkan diri....biar bagaimanapun juga komunitas mereka lebih dulu mnempati tmpat yg kita kunjungi..........berdoalah pada sang pencipta sebelum memulai semua...

    BalasHapus
  36. tersesat sendirian pula .. yg tersesat berdua/lebih dari satu org saja kadang dihantam rasa takut .. haus,lapar,tak ada kompor,nasting,logistikpun sedikit,tak bawa tenda krn statusnya summit attack/turun summit, statusnya cuma bawa badan. apalagi waktu tersesat dimalam hari .. tekanan lebih hebat lagi, tekanan keadaan fisik yg menurun dan tekanan mental .. suara2 aneh khas gunung/hutan .. gerakan2 hewan yg tiba2 .. atw kadang ada gerakan yg entah itu apa dan bahkan makhluk ghaib itu menampakkan dirinya dgn bentuk yg tidak biasa kita lihat bahkan bentuk yg membuat kita takut. jadi bisa dibayangkan seperti apa keadaan yg dialami oleh org2 yg tersesat digunung/hutan. dingin,gelap,haus,lapar.suasana menyeramkan,tak tau jalan. yup itulah resiko naik gunung..persiapkan segala sesuatunya dgn baik, bila mengalami hal tersebut : tenang,berdo'a,ikhtiar dgn seoptimal mungkin,management waktu,logostik.air dan gunakan skill yg dimiliki yg terakhir jangan salah langkah/salah mengambil keputusan.

    BalasHapus
  37. Saya pakai kisah ini untuk tugas boleh tidak? saya akan menceritakan ulang dan memasukkan link ini pada tugas saya, terimakasih.

    BalasHapus
  38. Kalau bacanya sih ini seperti y gunung semeru dan di Blank 75 kan ?
    Karna di Blank 75 ada jalur ke kanan yg lebih landai tp di sini lah biasanya banyak pendaki tersesat,dan jalur kiri lebih terjal tp ini jalan yg benar.

    BalasHapus
  39. pengalaman yang mantabbbbb....saya juga pernah mengalami hilang dan tersesat di gunung, benar2 menyeramkan....alhamdulilah masih diberi kesempatan hidup..

    BalasHapus
  40. Pengalaman yg sama gan..di 2007 awal gunung argopuro! Yg ngebedain sempet nyangkut dua malem aja utk turun. Jadiin pelajaran hidup aja..ada ruang ruang hidup lain di dunia yg ga bner bner nyata..hhe

    Dulu juga arogan dg kualitas peralatan seadanya..setelah itu baru mikir ttg riset perjalanan n kemampuan navigasi yg layak! Salam..inspiratif

    BalasHapus
  41. mas binsar di argopuro boleh di ceritain kisah nya

    BalasHapus
  42. Jadi inget lg waktu tersesat d rinjani, kalo ngebayangin lg rasanya ga nyangka bisa kembali pulang denganm selamat.banyak2 mengambil hikmah ketika trip ke gunung, salah satunya lebih mendekatkan diri kepada Allah yg memberi kekuatan dan keselamatan. terima kasih atas ceritanya kang...

    BalasHapus
  43. Mantab. . . Semoga bisa buat pelajaran para pendaki lain. Lanjutkan...

    BalasHapus
  44. Luar biasa pengalamannya dan tetap tenang dlm mengambil keputasannya. Salutt

    BalasHapus
  45. jalur ke kanan landai tapi samping nya jurang, ke kiri terjal tapi arah yg benar. kaya nya saya paham gunung apa yg dimaksud :)
    makasih mas sdh mau share pengalaman sahabat nya
    seenggaknya kita bersyukur dg apa yang kita miliki saat ini tanpa harus melalui spt yang di alami sahabat mas
    Alloh masih sayang sama sahabat mas,dan kita semua
    Alloh kangen kita berdoa padaNya

    BalasHapus
  46. Dalam tulisan di sebut "Sindoro" ?
    Syukur ya teman mas selamat
    Semoga para pembaca dan pendaki lain bisa dapat berhati2, jangan takabur juga sombong.

    BalasHapus
  47. Dalam tulisan ada disebut "Sindoro" ?
    Syukurlah teman mas selamat
    Semoga menjadi pelajaran untuk para pendaki dan pembaca. Agar tidak takabur juga sombong dalam pendakian dimanapun

    BalasHapus
  48. Bener banget kaa,. jarak antar pendaki sangat penting. Terpisah agak jauh bisa berbahaya. Semoga kita selalu dihindarkan dari segala hal yang buruk dan selalu dalam lindungan-Nya.

    BalasHapus
  49. Sepertinya kajadian ini digunung lawu, saya juga pernah mendaki kesana, tapi hanya sendiri tanpa rombongan.

    BalasHapus
  50. Kenapa jalur kekanan yg landai namun salah itu tidak ditutup atau dikasih kode di persimpangannya bahwa kekiri jalur menuju puncak. Karena lebih baik ditutup atau dikasih kode jika sering menyebabkan salah arah

    BalasHapus
  51. Sebaiknya sih, kalo memang udh merasa tersesat, jangan lanjutin perjalanan apalagi udah gelap. Buat shelter aja dulu, besok kalau udh terang baru bikin sinyal sos, atau cari batang atau kayu yg tinggi, ikatkan kain atau plastik yg warna terang sebagai penanda.

    BalasHapus
  52. Saya pernah dibujuk untuk tinggal / tdk kembali. Tp sy menolak. Saya bertiga, sy membuat komunikasi trus dgn tmn2 sy, krn 2 dr 3 org hampir bingung / linglung.
    Allah sllu ada thanks, for save me

    BalasHapus